dirimu umpama mentari,
di dalm musim dingin ini,
hadir seperti memberi harpan
namum tinggal impian,
segagah mana kau memancar,
aku masih aku disini, kedinginan,
merentasi gunung salju yg memutih, seperti empingan.
saat bicara, tiada lawannya
kaulah kesatria berbaju merah, sumpah setia bagi pemanis bicara
menanam impian, dalam landang yg ketandusan.
engkaulah fatamorgana,
bayng pada pandangan,
minggir, jauh dari diri,
jauh dari hati,
biar kekosongan ini aku isi,
dengan pancaran yg lebih bercahaya,
dengan sinar yg hangat dari biasa,
dengan bicara yg tidak pernah lelah,
dengan cinta yg tidak pernah kalah,
cinta abadi,
cinta sejati
yg tahtanya-Nya...
di singgasana baldu.
bayu
No comments:
Post a Comment