Friday, February 19, 2016

Mengira jejak suku abad

Aku manusia tua, 
Yg suka tiupan seruling mohram,
Asyik dengan lirik m masir,
Kadang2 akulah ajis, aku juga sudin.
Aku manusia tua, 
Tua jiwa.

Tanggalnya hari ini,
Satu tanda dalam loncatan hidupku,
Ketika manusia lain lena diulik mimpi,
Aku masih berteman kelam malam yang terlebih sunyi tika ini,
Di balik kaca bersegi,
Aku menganyam sepi sendiri.
Memerah benak biar berkeringat,
Mengimbal kembali jejak.

Bila dihitung kira, 
Sudah 1/4 dekad aku bernyawa,
Untuk siapa??
Ibu jari ini tega bertanya pada papan kekunci virtual.

Sudah lama aku ikrar,
Hidup ini hamba pada Dia,
Abid didunia, khalifah manusia.
Ikrar oooh ikrar.
Harapku biar terus bernyawa,
Gagah meninggal jejak pada dunia,
Bekal anak cucu nanti,
Biar bukan hanya tinggal nama.


P/s: 19/2 2:15 am sani express jerteh-tbs

Friday, February 5, 2016

Perlu hati.

Pergi dikau, rasa hati
Pusang aku disini.

Dunia tua ini perlukan aku untuk terus hidup, 
Dan aku perlukannya untuk terus bernyawa.

Thursday, February 4, 2016

Tangisan langit

Langit menangis lagi,
Seperti kelmarin tak berhenti.

Derai yg pecah mencium bumi,
Seperti musikal alam,
Berlagu tanpa irama,
Sumbang. Tapi tenang
 
Yang bergelora,
Hanya hati ini,
Yang masih belum melupakan semalam.
Yang masih lemas dalam impian.
Yang masih diselimuti kabus harapan.

Wednesday, February 3, 2016

Setan setan setan

Persetankan semua,
Biat pergi segala rasa..
Hanya aku yg ad.

Ombak

Gulungan ombak memecah pantai,
Penuh setia ,
Tanpa lelah.
Tanpa helah.
Yang ada, hanya fitrah yg terpatri,
Telah ku simpul mati. 
Mati sendiri.

Deru masin menyapa gegendang tuli,
Menghentak hati,
Sampai bila harus begini.

Pasir sudah berubah,
Berlalu pergi,
Dan pantai itu tetap sepi..

Monday, February 1, 2016

Sudah

Bila ku renyng kembali,
Tulisan rasa,
Banyak puisi aku berbicara tentang dia.
Buktinya... Detik ini,
Ketika senang merenung remang senja,
Dia tertuntas di mata.
Lalu... Aku karang seloka ini.
Berkongsi cerita.

Sudah! Cukup sudah.
Berapa kali perlu aku tulis, agar melekat dihati, bukan hanya di kanvas putih ini.