setiap kali mencampur bahan dalam kuali, terasa seperti ku lakar warna di atas kanvas putih
bayu
Wednesday, October 24, 2012
Monday, October 22, 2012
sediri dalam kelam,
ditemani iram 90-an
aku jadi teringat kisah itu,
cerita pohon tanjung dan pohon nyiur
sendiri dalam hagat kotak masa,
diterangi hanya sinar skrin putih,
tajam, merobek mata.
takala aku memetik papan kekunci,
aku menyegerakkan fikiran,
sampai bila aku perlu terus berada dalam kelam,
bermain kata yg tada yg faham,
menyusun cerita duka hingga bernanah luka.
sampai bla?
bayu
ditemani iram 90-an
aku jadi teringat kisah itu,
cerita pohon tanjung dan pohon nyiur
sendiri dalam hagat kotak masa,
diterangi hanya sinar skrin putih,
tajam, merobek mata.
takala aku memetik papan kekunci,
aku menyegerakkan fikiran,
sampai bila aku perlu terus berada dalam kelam,
bermain kata yg tada yg faham,
menyusun cerita duka hingga bernanah luka.
sampai bla?
bayu
Saturday, October 6, 2012
detik- detik nadi memenuhi ruang,
empat segi bilik ini terasa mati walau tidak pernah bernyawa,
sepi diselimuti kesibukannya.
dalam hening hari ini,
aku jadu saksi,
wajah-wajah lesu yg bisu,
berbicara hanya dr riak mata.
dari jendela iris,
aku cuba selami mereka,
merasa tiap titik bisa yg menjalar,
menjajah tiap salur sendi,
mencalar tiap salur nadi,
bayu
mungkinkah ini yang terakhir kali,
getaran bisikan hati,
bagai ombak bergelodak membasuh pergi sebuah cerita,
cerita bertina pena derita.
puas aku perah,
lelah aku asah,
namun bicaraku masih tumpul,
menyusun lagu tidak bernada.
seketul daging merah yg mengepam segala resah,
dipukul...dipalu gelisah,
nanum tebalnya bebal,
tak ingin beralih sedar.
duhai diri,
tataplah wajahmu dalam biasan itu.
bayu
getaran bisikan hati,
bagai ombak bergelodak membasuh pergi sebuah cerita,
cerita bertina pena derita.
puas aku perah,
lelah aku asah,
namun bicaraku masih tumpul,
menyusun lagu tidak bernada.
seketul daging merah yg mengepam segala resah,
dipukul...dipalu gelisah,
nanum tebalnya bebal,
tak ingin beralih sedar.
duhai diri,
tataplah wajahmu dalam biasan itu.
bayu
Subscribe to:
Posts (Atom)