detik- detik nadi memenuhi ruang,
empat segi bilik ini terasa mati walau tidak pernah bernyawa,
sepi diselimuti kesibukannya.
dalam hening hari ini,
aku jadu saksi,
wajah-wajah lesu yg bisu,
berbicara hanya dr riak mata.
dari jendela iris,
aku cuba selami mereka,
merasa tiap titik bisa yg menjalar,
menjajah tiap salur sendi,
mencalar tiap salur nadi,
bayu
No comments:
Post a Comment